Tampilkan postingan dengan label Media Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Media Indonesia. Tampilkan semua postingan

Tentukan Negara Tujuan, Pelajari Bahasanya

22.00.00 3 Comments

Beasiswa YTB. Berikut ulasan wartawan Harian Jogja, Wulan Agustina

[Foto dari Harian Jogja, 29/01/2017]
Melalui surat elektronik, Bernando J. sujibto alias Bje, mahasiswa asal Sumenep, Madura yang saat ini belajar di Turki menuturkan pengalamannya kepada Harian Jogja.

Bje adalah seorang alumni mahasiswa S1 Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Sekarang sudah menyelesaikan studi master jurusan Sosiologi pada Department Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Selcuk, Konya, Turki melalui beasiswa YTB (Presidency for Turks Abroad and Related Communities).

“YTB adalah beasiswa yang dikelola langsung oleh pemerintah Turki. Atau singkatannya bisa disebut beasiswa pemerintah Turki,”ujarnya, Sabtu (28/1). Beasiswa ini meliputi semua jenjang pendidikan S1, S2, S3 dan penelitian. Yang menarik, YTB menyediakan asrama gratis, biaya kuliah dan living cost atau biaya hidup bulanan.

Fasilitasnya memang menarik, tapi tuntutannya terhadap calon penerima beasiswa juga cukup tinggi. “Semua yang mendaftar dan terpilih diwajibkan mengikuti kursus kelas bahasa Turki. Karena salah satu target dan tujuan dari Beasiswa YTB adalah "memaksa" mahasiswa mengetahui bahasa dan kebudayaan Turki,” katanya.

Meskipun di beberapa fakultas pengantar kuliah memakai bahasa Inggris, Bje menyebutkan, mahasiswa YTB diwajibkan untuk belajar bahasa Turki terlebih dahulu selama satu tahun. “Saya memang ingin dan bercita-cita studi lanjutan di luar negeri. Pilihan saya Kuba, Turki dan India. Akhirnya terpilih di Turki. Turki memang menjadi minat saya terutama dalam konteks karya-karya kebudayaan dan sastra mereka,” ucap Bje.

Menurut Bje, beradaptasi di Turki bukanlah hal yang sulit. Secara agama dan kultur bisa dibilang dekat dengan Indonesia, sebagai mayoritas Islam. “Paling lebih ke karakter dan pola hidup serta behavior saja,” katanya.

Bje menjelaskan bahwa Turki bukanlah negara pertama yang pernah ia kunjungi. Sebelumnya ia pernah short course ke Amerika Serikat dan Australia. Secara mental dan cara adaptasi ia bisa mengatasi. Yang terpenting menurutnya adalah sikap tahu diri. “Untuk Turki, hati-hati dengan sikap politik personal. Karena di sini sangat kuat ideologi politik mereka,” ujarnya.

“Ada beberapa kiat yang dominan menurutnya untuk bisa lolos kuliah di luar negeri dengan beasiswa. Menurut Bje di antaranya adalah nilai akademik harus kuat dan semakin tinggi semakin diperhitungkan. Tetapi untuk hal tersebut menurutnya bukanlah menjadi syarat utama. Kedua, karya dan kegiatan-kegiatan yang nyata.

“Saya melihat ini aspek dominan juga. Mereka yang berkarya baik tulisan, kegiatan sosial, karya akademik penelitian, atau semacam karya kreatif lainnya sesuai dengan jurusan dan bidangnya akan mendapatkan perhatian lebih. Kalau saya yang paling ditonjolkan adalah karya-karya tulisan seperti buku dan penelitian, di samping itu kegiatan-kegiatan sosial yang saya garap dan inisiasi bersama komunitas-komunitas,” ucapnya.

Dan yang terpenting, lebih ke teknis syarat beasiswa adalah Letter of Intent (Surat Pernyataan Keinginan). “Semakin kuat dan meyakinkan akan semakin oke. Rencana riset dan rekomendasi juga sangat penting, semakin kuat, semakin bagus.”
Semua yang mendaftar dan terpilih diwajibkan mengikuti kursus kelas bahasa Turki. Karena salah satu target dan tujuan dari Beasiswa YTB adalah "memaksa" mahasiswa mengetahui bahasa dan kebudayaan Turki
LPDP Edufair

Jalur lain yang bisa ditempuh mahasiswa dari Jogja untuk kuliah ke luar negeri adalah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Setiap tahun LPDP Edufair menggelar pameran pendidikan alias Edufair. Tahun ini LPDP akan diadakan di beberapa kota.

“Saya ingin ikut LPDP Edufair karena ada keinginan untuk kuliah ke luar negeri. Walaupun engga tahu mau kuliah lagi atau kerja. Tapi kan hal seperti itu tidak bisa mendadak. Jadi saya mempersiapkannya dari sekarang,” ucap Nur Fitriatus Shalihah salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sudah mendaftar dan mendapatkan konfirmasi berupa tiket LPDP Edufair kepada Harian Jogja.

Menurut Fitri, akan tersedia banyak stand di LPDP Edufair 2017. Ada stand perwakilan universitas-universitas luar negeri, juga terdapat tes TOEFL/IELTS yang dapat diperoleh secara gratis, juga terdapat seminar. “Jadi mungkin akan betah di sana seharian,” katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari laman resmi LPDP Edufair 2017, event tersebut akan dilaksanakan di tiga kota, yaitu Jakarta pad 31Januari 2017 bertempat di Dhanapala Building Minstry Finance, Surabaya pada 2 Februari 2017 di Airlangga Convention Center, dan terakhir Yogyakarta, 4 Februari 2017 di Sportorium UMY. Ketiga event tersebut akan dilaksanakan mulai pukul 07.30 hingga 18.00. Dengan berbagai konten acara seperti Scholarship and Higher Education Expo, Inspiring Talkshow, TOEFL/IELTS Prediction Test, juga Art Performances.

Untuk mengikuti LPDP EduFair, peserta wajib melakukan registrasi terlebih dahulu melalui lpdpedufair.com. Registrasi dibuka menjadi 3 gelombang. Gelombang pertama dibuka mulai Minggu, 15 Januari  hingga Sabtu, 21 Januari 2017. Gelombang kedua dibuka mulai Selasa, 24 Januari hingga Kamis, 26 Januari 2017, dan Gelombang ketiga yang akan dibuka Minggu, 29 Januari hingga 30 Januari 2017. “Jika sudah mendapatkan e-mail balasan dari LPDP EduFair berupa tiket berarti peserta tersebut sudah terdaftar,” begitu yang dikatakan panitia LPDP EduFair via twitter. Tiket tersebut adalah tiket masuk ke LPDP EduFair.

Saat ini jumlah peserta yang terdaftar pada Gelombang I dan II untuk kota Jakarta mencapai 15.285 orang, Surabaya mencapai 8.350 orang, dan Yogyakarta mencapai 13.890 orang. Dan hanya tersisa 5.000 tiket untuk Gelombang ketiga.

Panitia juga menghimbau untuk semua peserta agar mengikuti segala informasi di web maupun media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram LPDP edufair resmi. Untuk mengetahui berbagai informasi terbaru dan pertanyaan terkait LPDP EduFair yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Incar Negara Eropa

Ibnu Muslim Putra Darmawan mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jogja menuturkan selama ini dirinya berupaya keras untuk memperoleh beasiswa demi melanjutkan studinya di luar negeri. “Kalau usaha sih jelas banyak, terutama syarat fundamentalnya yaitu bahasa Inggris karena engga bisa dipungkiri poin ini merupakan salah satu syarat utama,” kata Ibnu.

Untuk beasiswa yang ia minati point standar mencapai angka 577 untuk TOEFL dan 6.5 untuk IELTS. Angka yang dirasa cukup tinggi tersebut tentu membuat Ibnu banyak melakukan hal yang dapat meningkatkan poinnya. “Saya biasanya mencari info melalui internet dan beberapa kenalan yang sudah lolos beasiswa,” ucapnya.

Ia mengaku telah dua kali mencoba menembus program beasiswa. Yang pertama yakni melalui LPDP, sedangkan yang kedua yakni Erasmus+. Negara-negara di Skandinavia seperti Filandia, Swedia, Denmark, atau Norwegia menjadi impian bagi Ibnu untuk melangkahkan kakinya ke sana. Menurutnya, negara-negara tersebut dari sisi kualitas tidak kalah dengan negara Inggris maupun Belanda.

“Selain itu, sepertinya lingkungannya pun mendukung bagi saya secara pribadi untuk belajar dengan nyaman,” ujar Ibnu.

Meski telah berkali mencoba, Ibnu tak pantang menyerah untuk meraih mimpinya mendapatkan beasiswa menuju eropa. “Faktor rejeki juga berpengaruh di sini, kalau belum rejeki juga sulit,” ungkap Ibnu.

Sumber tulisan: Harian Jogja

Hakan Şükür Diburu Pemerintah Turki

15.38.00 Add Comment

Dia hingga kini masih dianggap sebagai pesepakbola terbaik dan tersukses yang pernah dipunya Turki

[Hakan Şükür. Foto +detikcom]
Jakarta - Mantan pemain Inter Milan, Parma, dan Galatasaray, Hakan Sukur, tengah diburu Pemerintah Turki. Dia dituding terlibat dalam upaya kudeta yang gagal beberapa waktu lalu.

Dikutip dari BBC, Pemerintah Turki di bawah pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdoğan telah mengeluarkan surat penangkapan terhadap Sukur. Mantan striker timnas Turki yang sudah pensiun pada 2007 itu diduga terlibat dalam upaya penggulingan kekuasaan di negara tersebut pada pertengahan Juli lalu. Upaya kudeta tersebut dimotori oleh angkatan bersejata Turki namun kemudian gagal.

Pemerintah Turki telah melakukan pemeriksaan terhadap dua rumah di sisi barat negara tersebut sebagai upaya mencari Hakan Sukur. Pemilik 115 caps (51 gol) untuk Timnas Turki itu dituding sebagai anggota 'organisasi teroris bersenjata'.

Hakan Sukur, yang sejak beberapa bulan lalu pindah ke Amerika Serikat, dalam beberapa kesempatan dia menyatakan dukungannya pada Fethullah Gulen. Gulen adalah tokoh ulama asal Turki yang dituding Pemerintahan Erdogan sebagai dalang di balik upaya kudeta.

Pada Februari lalu Sukur juga dituding telah melakukan penghinaan pada Erdogan melalui akun Twitternya, yang membuat dia terancam penjara empat tahun. Namun dia menyangkalnya dan menyebut tak bermaksud menghina sang presiden. Pihak penuntut ketika itu bersikeras bahwa Tweet Sukur 'jelas sekali berkaitan' dengan sang presiden.

Karier sepakbola Sukur merentang dari 1987 sampai 2007, dia hingga kini masih dianggap sebagai pesepakbola terbaik dan tersukses yang pernah dipunya Turki. Sukur menjadi bintang Turki saat tampil di Piala Dunia 2002, di mana dia mengantar negaranya duduk di posisi tiga. Capaian terbaik negara tersebut hingga kini.

Setelah karier sepakbolanya selesai, Sukur turun ke dunia politik dan pada 2011 terpilih menjadi anggota parlemen pada Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Endoğan. Tapi dia memutuskan mundur di 2013 setelah muncul penyelidikan korupsi yang membidik Erdogan dan orang-orang dekatnya (din/raw)

Tulisan di atas disalin dari Detik


Berburu Jajanan Sembari Ngabuburit di 'Turki'

20.45.00 Add Comment

Warga Jakarta bisa berbuka puasa dengan suasana Turki di Festival Kuliner Ngabuburit di Kelapa Gading

[Warga Jakarrta Berbuka Puasa dengan Suasana Turki. Foto +CNN Indonesia]
Jakarta, CNN Indonesia -- Jajanan kuliner menjadi salah satu alternatif untuk berbuka puasa , sehingga begitu banyak penjual dadakan yang menawarkan menu untuk berbuka puasa.

Penjaja di pinggir-pinggir jalan, restoran ataupun kawasan tertentu pun ikut menyediakan panganan kuliner khas Ramadan.

Salah satunya ada di kawasan Kelapa Gading, tepatnya di La Piazza. Acara tahunan bertajuk 'Festival Kuliner Ngabuburit' ini berlangsung hingga 26 Juni 2016.

Deputy Executive Director Sentra Kelapa Gading, Tommy Laurici, mengatakan untuk festival tahun ini pihak penyelenggara menghadirkan tema bergaya negara Turki.

"Temanya tentang Turki, yang kami hadirkan lebih pada beberapa makanan turki seperti roti prata, nasi kebuli, kemudian dari dekorasi, lagu-lagu, serta penampilan yang bernuansa Turki," katanya saat ditemui CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Tahun ini, Festival Kuliner Ngabuburit menyuguhkan 49 penjaja makanan yang menyajikan beragam menu dari berbagai daerah di Indonesia maupun Timur Tengah.

"Sebut saja beberapa menu seperti nasi goreng, sate buntel, ayam woku khas Manado, mie Aceh, rawon khas Surabaya, hingga berbagai menu khas Timur Tengah seperti nasi kebuli, kambing guling, martabak mesir, roti prata (canai), juga aneka Kurma. Tak hanya ragam menu makanan, minuman segar pun turut hadir dalam festival ini, seperti es campur Jelly, es kelapa muda butir, Es Krim," ungkap Tommy.

Tommy menambahkan peserta telah dikurasi secara khusus oleh pihak penyelenggara dengan didampingi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kami mengajak yang kualitasnya bagus dan disenangi pengunjung, biasanya kami lihat dari progress tahun lalu, kemudian yang hadir 40 persen dari yang lama dan 60 persen baru-baru. Selain itu kami seleksi dari sisi produk yang dipantau oleh BPOM, sehingga makanan yang boleh harus sehat dengan bahan baku higienis," ungkapnya.

Menu Tak Biasa

Melly, salah satu penjual yang ikut membuka lapak di festival ini, menyajikan panganan khas yang tak biasa. Wanita asli Manado ini mengenalkan satu menu unik yang dapat disantap saat berbuka puasa, yaitu ayam Woku.

"Ini hampir sama kayak ayam rica-rica, cuma lebih banyak rempah kayak daun bawang, kemangi, serai, daun jeruk, serta kunyit. Ini nggak cuma dimasak untuk ayam biasanya, tapi ikan juga," ujar Melly.

Pilihan lainnya adalah menu khas Surabaya, rawon. Tapi, bila rawon yang biasa dijual berkuah hitam dari buah kluwek, di festival tersebut rawon tampil berbeda, yakni dengan kuah berwarna merah.

Yeni, penjual Rawon Merah mengatakan mereka menambahkan cabai merah besar lebih banyak untuk menghasil sajian baru dari rawon tersebut.

"Pedasnya sama saja, tapi kami ganti lebih banyak pakai cabe merah yang besar-besar," kata Yeni.

Banyak Alternatif

Pilihan menu makanan yang beragam menjadi salah satu alasan begitu banyak warga mengunjungi festival ini.

"Pilih ke sini biar gampang, kalau ke satu tempat restoran saja, bosan sih karena variasinya nggak sebanyak di festival seperti ini. Kalau banyak kan memudahkan yang lain juga, dia mau apa tinggal pilih, tidak terpatok satu jenis. Lagi pula kalau festival lebih murah," kata Arif, pengunjung yang datang bersama teman-temannya. 

Selain disuguhi beragam menu jajanan, terdapat pula Bazaar Ramadhan yang menjual pernak-pernik kebutuhan selama bulan puasa maupun persiapan menjelang Lebaran, seperti ragam karpet Turki perlengkapan rumah tangga, serta produk perawatan tubuh. 


Berbagai atraksi pun turut hadir untuk menghibur seluruh pengunjung Festival Kuliner Ngabuburit sembari menunggu datangnya bedug Maghrib berkumandang. Diantaranya pertunjukan permainan Angklung, Belly Dance, Rampak Bedug, Kolaborasi Musik Gambus, serta penampian spesial dari Opick pada hari ini, Sabtu (18/6). 


Festival Kuliner Ngabuburit dan Bazaar Ramadhan hadir setiap hari Minggu-Kamis mulai pukul 16.00-22.00 WIB serta Jumat dan Sabtu mulai pukul 16.00-24.00 WIB. 
(les)

Agniya Khoiri
Tulisan ini diambil dari CNN Indonesia 
Edisi Sabtu, 18/06/2016 07:00 WIB

Turki dan 'Amunisi-amunisi' dari Jerman

00.22.00 Add Comment

Salah satu hal yang membuat Turki layak diperhitungkan adalah keberadaan pemain-pemain didikan Jerman

[Foto Hakan Çalhanoğlu, Pemain Turki Kelahiran Jerman, dari Akun Twitter @hakanc10]

Ankara - Turki menjadi salah satu tim yang diperkirakan bisa menjadi 'kuda hitam' di Piala Eropa 2016. Tak lain karena mereka punya 'amunisi-amunisi' polesan Jerman.

Keberhasilan Turki lolos ke Prancis sendiri sudah menyisakan sebuah perjalanan menarik. Tak meyakinkan di awal dengan hanya memetik satu poin dari tiga laga pertama, mereka lantas melaju meyakinkan di tujuh pertandingan tersisa.


Lima di antaranya dimenangi dan dua lainnya berimbang. Itu termasuk menaklukkan Belanda, Republik Ceko, dan Islandia, tiga tim yang jadi rival perburuan tiket putaran final. Pada akhirnya seperti diketahui Belanda yang terdepan dan absen.


Salah satu hal yang membuat Turki layak diperhitungkan adalah keberadaan pemain-pemain didikan Jerman. Meski punya kompetisi yang diperkuat nama-nama seperti wesley Sneijder, Lukas Podolski, Nani, Robin van Persie, Ricardo Quaresma, dan Mario Gomez, Turki malah kesulitan mencetak pemain berkualitas dari dalam negeri.


Suntikan kualitas itu pada akhirnya didapatkan dari para keturunan imigran Turki di Jerman. Seperti diketahui, Jerman punya banyak pemain bintang keturunan Turki seperti Mesut Oezil, Emre Can, dan Ilkay Guendogan di tim nasional mereka. Sementara sebagian memilih memperkuat negara tempat tinggal mereka, ada sebagian lainnya yang pulang untuk membela negara asal leluhurnya.


Ada nama-nama seperti Hakan Calhanoglu dan Nuri Sahin serta sejumlah talenta muda, antara lain Yunus Malli, Gokhan Tore, atau Cenk Tosun. Seluruhnya lahir dan ditempat di Jerman.


Beberapa pemain lain yang dibentuk oleh sistem akademi negara lain adalah Oguzhan Ozyakup atau Emre Mor. Ozyakup yang lahir di Belanda menjalani didikan akademi AZ Alkmaar sebelum sempat direkrut Arsenal. Sedang Mor ditempa di Denmark, tanah kelahirannya dan kini memperkuat Nordsjaelland.


Kombinasi pemain-pemain polesan Jerman ini dengan nama-nama senior seperti Arda Turan, Burak Yilmaz, dan Selcuk Inan diyakini punya potensi bagus di Piala Eropa 2016 nanti.


Soal pemain-pemain polesan negara lain ini, Presiden Besiktas Fikret Orman sejak 2014 lalu sudah mengungkapkan pandangannya. Menurutnya sampai Turki bisa mendidik pemain dengan baik, maka ketergantungan terhadap keturunan imigran Turki akan terus tinggi.


"Yang terpenting adalah para pemain, dan mendidik mereka. Turki punya 75 juta penduduk, tapi sebagian besar pemain Turki kami datang dari Eropa," kata Orman dikutip Independent.


"Mereka punya keluarga Turki, tapi 75% pemain Turki dalam tim kami datang dari Jerman, Belanda, atau Belgia. Secara genetik sama, tapi dari 75 juta orang kami tidak bisa menciptakan pemain kami sendiri, tapi Eropa bisa," tandasnya. (raw/krs) 



Sumber tulisan dari http://sport.detik.com/

Indonesia Mini di Turki

04.45.00 Add Comment

“Tujuan PPI Konya ikut acara ini adalah untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada baik masyarakat Turki ataupun orang asing lainnya. Kami ingin menjadi ambassador dan diplomat budaya people to people tentang kebudayaan Indonesia,”

[Tari Poco-Poco. Foto +Okezone.com]
JAKARTA - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Konya, Turki ikut berpartisipasi dalam acara Öğrenci Buluşması yang dihelat dari 10-11 Mei 2014. Acara yang dipelopori oleh Mevlana Doğu Batı Derneği, sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial di Turki, bersama Pemerintah dan Universitas di Konya ini bertempat di Kültür Park, sebuah taman kota di pusat kota Konya.

Kegiatan yang menjadi fasilitas untuk promosi budaya dan tradisi dari berbagai negara ini diikuti lebih dari 55 negara seperti Malaysia, Thailand, India, Chad, Somalia, Kosovo, Bosnia, Kazakhstan, Uzbekistan, dan lain-lain. Para pelajar melalui Perhimpunan Pelajar masing-masing negara ikut andil meramaikan acara tahunan ini.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Konya ikut berpartisipasi mengisi stand bertema “Mini Indonesia” dengan memamerkan produk budaya dan tradisi Indonesia seperti Angklung, Wayang Kulit, Rumah Adat, Baju Adat, Blankon, Rebana, Batik dan kuliner khas Indonesia. Di samping itu PPI Konya menampilkan Tari Saman dan Flashmob Tari Poco-Poco. Untuk melengkapi dan menghadirkan Mini Indonesia, panitia memamerkan foto-foto tradisi dan kebudayaan Indonesia.

Foto-foto tersebut adalah karya fotografer Indonesia, yaitu Saiful Bahri (Madura), Bambang Muryanto (Yogyakarta), Franciscus Dondy (Yogyakarta), Rachma Safitri (Yogyakarta), Michael Aji Pradipta (Yogyakarta), Achmad Ody Widyantoro (Banyuwangi), dan Edu Badrus Saleh (Madura).

“Tujuan PPI Konya ikut acara ini adalah untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada baik masyarakat Turki ataupun orang asing lainnya. Kami ingin menjadi ambassador dan diplomat budaya people to people tentang kebudayaan Indonesia,” ujar Hari Pebriantok, ketua PPI Konya.

Keterlibatan PPI Konya di ajang internasional ini sangat memberikan warna dan mendapatkan apresiasi menonjol dari stand-stand negara lain. “Menurut saya stand Indonesia paling bagus dan ramai pengunjung,” aku Thuwaiba, salah satu pengunjung dari Sudan.

Dengan dukungan fasilitas pinjaman alat peraga dari Kedutaan Besar Indonesia di Ankara, PPI Konya yang ikut untuk ketiga kalinya makin meningkat, meriah dan diterima oleh publik. “Untuk tahun ini kami berhasil bikin Flashmob Tari Poco-Poco di tengah keramaian pengunjung. Mereka sangat antusias dengan kebudayaan Indonesia,” tambah Hari. (Laporan Bernando J. Sujibto, mahasiswa di Konya, Turki).


(ful, sumber okezone.com, Kamis, 15 Mei 2014 - 01:29 wib)

Kadir Gecesi, Tradisi Lailatur Qadar di Turki

04.02.00 Add Comment

"Malam Lailatur Qadar yang dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama Kadir Gecesi sudah ditentukan setiap tanggal 27 Bulan Ramadan dengan tradisi dan perayaan khusus."

[Sumber Foto dari +Okezone.com]
Ada yang berbeda dari praktik puasa bulan suci Ramadan di Turki. Pasalnya, malam Lailatur Qadar yang dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama Kadir Gecesi sudah ditentukan setiap tanggal 27 Bulan Ramadan dengan tradisi dan perayaan khusus.

Seperti dilaporkan kontributor Okezone, Senin (13/7/2015), tahun ini Kadir Gecesi terjadi pada tanggal 13 Juli 2015 (malam ini waktu Turki). Tradisi ini membebadan dengan praktik-praktik puasa dari negara-negara lain termasuk bagi umat Muslim di Indonesia.

Di Indonesia kita sama sekali tidak ada tradisi khusus untuk menyambut malam istimewa dan mulia yang juga disebut dengan malam seribu bulan tersebut, alih-alih menetukan tanggal berapa malam Lailatur Qadar turun ke bumi.

Sebenarnya, bagi orang-orang Turki yang paham agama menyadari bahwa Kadir Gecesi tidak bisa dipastikan turun pada malam keberapa dalam 10 hari terakhir Bulan Ramadan. Tetapi, rakyat Turki yang rata-rata awam agama karena pengalaman sebagai negara sekuler, memercayai bahwa Kadir Gecesi akan turun di malam ke-27.

Ucapan-ucapan khusus untuk acara Kadir Gecesi pun galib dijumpai di media-media sosial, seperti “Kadir geceniz mübarek olsun. Dualarda buluşalım” (Selamat malam Lailatur Qadar yang diberkati. Kita berjumpa dalam doa). Praktik tradisi Kadir Gecesi ini sesuai dengan sumber hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud.

Pada acara Kadir Gecesi ini dipastikan seluruh penduduk Turki yang mayoritas bermazhab Hanafi akan menyambut malam ke-27 ini dengan meramaikan masjid di masing-masing daerah. Setiap pemerintah daerah, khususnya yang religius, mengundang masyarakatnya untuk mendatangi masjid.

Kegiatannya bermacam-macam di setiap daerah dimulai dengan Salat Tarawih, baca Al-Qur’an, kasidah (kaside), mendengarkan wejangan (vaaz), pujian-pujian untuk Nabi (naat), hingga sahur bersama. Tapi yang pasti, malam ini masjid-masjid utama di setiap daerah di Turki akan diramaikan oleh penduduk untuk merayakan Kadir Gecesi.

(hmr, sumber okezone.com Senin, 13 Juli 2015 - 22:33 wib)